15 November 2018 | Oleh : Administrator Website | Dilihat 3454 kali
BANDUNG - Atalia Praratya Kamil dikukuhkan sebagai Bunda
Literasi Jawa Barat periode 2018-2023 di Graha Pustaloka Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat, Bandung, Kamis (15/11).
Pengukuhan ini merupakan rangkaian dari Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan
Gemar Membaca Nasional.
Ia dikukuhkan langsung oleh Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Widiyanto. Dilanjutkan, Atalia
juga mengukuhkan 24 Bunda Literasi kabupaten/kota se-Jawa Barat.
Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Perpurnas RI Widiyanto
mengatakan, mereka yang dikukuhkan ini akan menjadi pembela dan pejuang membaca
di daerahnya masing-masing. Menurut dia, gerakan budaya membaca bukan hanya
tugas pemerintah. Ini tugas semua komponan masyarakat. "Tugas mulia yang
harus digelorakan. Masyarakat harus terlibat untuk membudayakan membaca hingga
ke desa-desa," kata Widi.
Ia mengungkapkan, bukan hal mudah menggelorakan meningkatkan
budaya baca. Banyak tantangannya. Generasi saat ini akrab dengan gadget dan
teknologi. "Ini tantangan terbesar penggerak budaya membaca agar bisa
terus membudayakan membaca sampai kapan pun," ungkap dia.
Menurutnya, gerakan literasi secara esensinya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Literasi memberikan pilihan informasi
dibutuhkan masyarakat. Dengan membaca, akan memahami dan mengaplikasikan di
kehidupan sehari-hari.
"Jika sudah menjadi kebutuhan, perpustakaan harus hadir
sebagai penyedia kebutuhan tersebut. Harus disediakan sarana dan prasarananya.
Lalu, menggerakan masyarakat agar mau memanfaatkan sumber informasi yang ada di
perpustakaan," jelas dia.
Ia menegaskan, perpustakaan bukan merupakan tumpukan buku.
Tapi dengan buku, tersedia buju jutaan informasi untuk memperluas wawasan
masyarakat. Tugas pengelola perpustakaan mengeluarkan jutaan informasi itu
kepada masyarakat.
"Saya yakin dengan dikukuhkannya bunda literasi
peningkatan budaya baca di seluruh lapisan masyarakat akan lebih cepat. Ibu-ibu
lebih dekat dengan masyarakat. Dan tahu kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Ibu-ibu juga punya banyak inovasi. Kita berharap inovasi tersebut dapat
memberikan informasi tambahan pelengkap," pungkasnya.
Sementara itu, Bunda Literasi Jawa Barat Atalia Praratya
Kamil menjelaskan, berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016
minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara.
Atalia menegaskan, pihaknya akan konsentrasi pada program
pengembangan budaya baca dan pembudayaan perpustakaan. Salah satunya melalui
pengembangan perpustakaan sebagai sarana belajar yang memiliki fungsi edukatif,
informatif, rekreatif, riset dan penelitian.
Ia mengungkapkan, saat ini program yang sudah berjalan adalah
pojok baca yang sudah diterapkan di masyarakat, baik itu yang ditempatkan di
rumah maupun posyandu.
“Pada dasarnya kita ingin mendorong minat baca. Kita akan
menyusun program-program baru. Saat ini program yg sudah berjalan adalah pojok
baca, yang sudah diterapkan di masyarakat, baik itu yang ditempatkan di rumah
maupun posyandu,†papar Atalia. (and/adv)
Sumber : Jabar Ekspres
Untuk melihat foto-foto kegiatan, silahkan klik link berikut >> Foto Kegiatan Pengukuhan Bunda Literasi